Kamis, September 30, 2010

Listrik Curah Ditertibkan



Kamis, 30 September 2010
SURABAYAPOST-ONLINE
GRESIK – Tim Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) PLN dari Area Pelayanan Jaringan (APJ) Gresik memutus paksa meteran ilegal milik pelanggan PLN di beberapa desa di Bawean. Meteran yang diputus adalah meteran yang tidak standar alias diubah sendiri dayanya oleh pelanggan melampaui kontrak. Dayanya kemudian disalurkan ke rumah-rumah warga lainnya.

“Hasil temuan di lapangan mengejutkan. Banyak pelanggan PLN yang mengubah sendiri dayanya. Dalam perjanjian kontrak dengan PLN mestinya hanya 6 Ampere atau 1.300 Volt Ampere (VA) namun dimodifikasi menjadi 20 Ampere atau 4.400 Volt Ampere. Dinaikkan lebih dari tiga kali lipat dari kontrak,” kata Kemas Baharudin, anggota tim P2TL, Rabu (29/9).

Rata-rata, tambah dia, segel meteran dirusak dan main circuit breaker (MCB) meteran diperbesar. MCB fungsinya memutus hubungan listrik secara otomatis bila daya melampaui standar yang ditentukan. Gunanya untuk mencegah terjadinya korsleting akibat melonjaknya tegangan listrik. Jika MCB dinaikkan, dayapun bisa diubah menjadi lebih besar.

Daya yang besar ini, tambah Kemas, disalurkan ke rumah warga lain atau yang sering disebut listrik curah alias pemasangan listrik liar. Tim tidak menyegel meteran yang tidak diubah, meskipun dialirkan ke sejumlah rumah warga lain. “Hanya meteran yang dirusak saja yang kami tertibkan,” tegasnya.

Puluhan meteran yang telah ditertibkan adalah milik pelanggan di Desa Suwari, Pudakit Barat, dan Desa Daun di Kecamatan Sangkapura, dan Desa Kepuhteluk di Kecamatan Tambak.

Ibnu Qoyim, anggota P2TL lainnya menambahkan, pelanggan yang sudah dipotong meterannya harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan menyelesaikan admistrasi sesuai peraturan PLN. Termasuk juga Balai Desa Pudakit Barat dan rumah milik Kepala Desanya. “Untuk menindaklanjuti pelanggaran, kami serahkan kepada PLN UPJ (unit pelayanan jaringan) Bawean,” terangnya.

Penertiban ini dilakukan mulai Selasa (28/9) hingga Jumat (1/10) besok.

Dampak pemutusan listrik curah memang terasa bagi warga setempat saat malam tiba. Suasana gelap gulita menyelimuti kampung, khususnya tempat-tempat belajar mengaji di waktu malam. "Apa bedanya warga Suwari dengan desa lain di Pulau Bawean yang menikmati listrik PLN. Sampai kapan keadilan akan diberikan, bila di sini gelap-gelapan, sedangkan di sana terang benderang," kata Kiai Mustahar (60), salah satu pengasuh di musala di Dusun Padang Suwari Desa Suwari.

Menurut dia, jika berniat menertibkan listrik curah, mestinya PLN harus memasang jaringan di seluruh Bawean. Warga terpaksa memasang listrik curah karena PLN tidak mampu memasang jaringan listrik di seluruh Bawean. Saat ini pun masih banyak daerah di Bawean yang sama sekali belum menikmati listrik PLN, khususnya di daerah pegunungan, seperti di Desa Promaan, Grejeg, Kebunteluk Dalem, Balikterus, Teluk Jatidawang, Gelam, dan Dekatagung.

“Sebagai warga Indonesia, kami juga ingin menikmati listrik dari PLN. Jika listrik kami diputus, sangat mengganggu proses belajar-mengajar di musala kami,” tandas Kiai Mustahar.

Sedangkan, Nur Prihatin (47) ibu rumah tangga asal Desa Pudakit Barat mengaku kesal dengan pemutusan listrik oleh P2TL ini. “Seandainya ada listrik PLN, tidak mungkin warga Suwari menyambung listrik curah. Kami jadi pelanggan listrik curah karena tidak adanya listrik dari PLN, " katanya dengan nada kesal.

Karena pemutusan ini pula, lanjutnya, dia terpaksa menggunakan lampu temple yang berbahan bakar minyak tanah. “Padahal untuk mendapatkan minyak tanah di Bawean sangat susah dan harganya pun mahal,” katanya.

Beberapa warga Bawean yang daerahnya belum teraliri listrik meminta kapada PLN agar pelanggan yang mendapatkan listrik melalui listrik curah dilegalkan. sep

0 ulasan:

Agiel Surya Pratama Putra

Agiel Surya Pratama Putra

PeSaN & ChATiNg


ShoutMix chat widget

Blog Archive

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP