Sabtu, September 18, 2010

LSM Bawean Potong Sambungan PLN Ilegal

Sabtu, 18 September 2010
Reporter : Abrari BW

Bawean (beritajatim.com) - Akibat lambannya PLN menangani persoalan penyambungan liar di Bawean sejumlah anggota LSM Forum Suara Masyarakat Bawean bersama Laskar Merah Putih Bawean dan didampingi dua anggota polsek Sangkapura melakukan eksekusi pemotongan jaringan listrik ilegal di Desa Pudakit dan Desa Kumalasa Kecamatan Sangkapura.

Eksekusi pemotongan kali ini dilakukan di 13 pelanggan PLN di dua desa yang dialirkan ke Desa Swari dan Desa Dekatagung Kecamatan Sangkapura.

Akibatnya aliran listrik yang mengalir pada kedua desa tersebut yaitu Desa Swari dan Desa Dekatagung Kecamatan Sangkapura mati total.

Koordinator FOSMAB Udin Rauf menyatakan aksi tersebut terpaksa mereka lakukan sendiri mengingat dari pihak PLN terkesan sengaja melakukan pembiaran dalam menyikapi maraknya penyambungan liar di Bawean dan diperkirakan mencapai 9 ribu lebih pelanggan PLN yang sudah melakukan penyambungan liar terhitung sejak tahun 2002.

"Kami bertindak karena pihak PLN sendiri tidak berani melakukan pemotongan sebab maraknya pelanggan ilegal juga ada indikasi keterlibatan oknum-oknum pegawai PLN", terang Udin.

Dengan aksi tersebut Udin berharap agar pihak PLN sedikit tegas dalam menyikapi maraknya pelanggan ilegal di Bawean, sebab kata Udin jika hal ini terus dibiarkan yang dirugikan adalah para pelanggan eksis yang memang sudah formal menjadi pelanggan PLN, dia beralasan ribuan pelanggan ilegal yang lebih dikenal dengan istilah curah itu tidak dikenai biaya pajak seperti pelanggan PLN pada umumnya.

"Yang rugi kan para pelanggan yang resmi, kalau memang kapasitas mesinnya memadahi, legalkan saja mereka," pungkasnya.

Usai melakukan aksinya, sejumlah barang bukti berupa ratusan meter kabel dan 13 buah MCB langsung mereka serahkan ke kantor polsek Sangkapura.[abr/ted]

Read more...

Jumat, September 17, 2010

Harga Bahan Bakar di Bawean Belum Stabil

Jum'at, 17 September 2010
Reporter : Abrari BW

Bawean (beritajatim.com)-Belum adanya aturan yang baku tentang harga eceran tertinggi (HET) bahan bakar di Bawean, memicu para pedagang eceran menjual harga bahan bakar khusunya jenis bensin dengan harga yang bervariasi.

Hal ini terjadi di beberapa pedagang eceran khusunya di wilayah Kecamatan Tambak yang menjual harga bensin dengan kisaran harga perliternya antara Rp 5 ribu hingga Rp 6 ribu.

Adiboy (35) salah seorang pedagang eceran warga Dusun Tambilung Desa Sukaoneng Kecamatan Tambak mengaku menjual dengan harga Rp 5,5 ratus perliternya mengingat mahalnya harga dari Agen Penyalur Minyak Tanah dan Solar (APMS), menurutnya dari agen dibelinya dengan harga Rp 4750 ratus perliternya sehinga kata Adiboy jika dijual dengan harga Rp 5 ribu maka keuntungannya sangat tipis karena harga tersebut belum termasuk ongkos kirim."Kalau dijual Rp 5 ribu saya tidak dapat apa-apa," tutur Adiboy Jumat (17/9/2010).

Berbeda dengan itu Mai (45) warga Desa Pekalongan Kecamatan Tambak memilih menjual harga eceran BBM jenis bensin dengan harga Rp 5 ribu perliternya, menurutnya dengan menjual seperti itu bensin meliknya laku keras hingga bisa menghabiskan 1 drum atau sekitar 2 ratus liter perharinya. "Saya memang menjual lebih murah yang penting cepat habis," terangnya.

Sementara Kasi Ekobang Kecamatan Tambak Suropadi mengakui, memang tidak ada aturan yang jelas terkait dengan HET BBM, dia juga menjelaskan semestinya pihak APMS harus bisa mengontrol harga jual BBM di seluruh wilayah Bawean sehingga para pengecer bisa menyeragamkan harga jual BBM tersebut."Mestinya kalau di Sangkapura harga bensin hanya Rp 5 ribu, di Tambak pun harus sama, itu tanggungjawab APMS," jelasnya.[abr/gir]

Read more...

Bupati Robbach Masih Pakai Mobil Dinas



Jumat, 17 September 2010
GRESIK-Mantan Bupati Gresik Robbach Ma’sum dan mantan Wakil Bupati Sastro Suwito belum mengembalikan mobil dinas sampai hari ini.

Kepala Bagian Humas Pemkab Gresik, Andhik Hendro, mengungkapkan Robbach Ma’sum masih membawa satu mobil dinas, yakni sedan Honda Accord W 1707 B berwarna hijau.

”Sampai sekarang mobilnya masih dipakai, statusnya pinjam pakai. Lebih detailnya tanya ke kabag perlengkapan saja,” katanya.

Sastro Suwito masih membawa Toyota Camry W 5 A juga belum dikembalikan.

”Sejak pilkada lalu hingga masa jabatanya habis wabup tidak kelihatan,” tandas Andhik Hendro.

Kepala Bagian Perlengkapan Pemkab Gresik, Hari Suryono, mengatakan mobil tersebut resmi pinjam pakai.

”Statusnya pinjam pakai, hal itu tidak melanggar. Menurut Permendagri, waktunya kalau tidak salah tiga bulan,” katanya.

Terkait pemutihan juga bisa dilakukan meski harus dengan persyaratan. ”Sudah lima tahun dipakai sejak menjabat dan pejabat negara,” tuturnya.

Mekanismenya, pejabat yang bersangkutan mengusulkan ke Dinas Pendapatan Penglolaan Keuangan Aset Daerah (DPPKAD).

Mengenai mobil dinas yang masih dibawa oleh Sastro Suwito, Hari Suryono belum mendapat konfirmasi dengan yang bersangkutan.

”Kita belum tahu, sejak pilkada berlangsung hingga usai yang bersangkutan tidak pernah kelihatan ke kantor,” ujarnya. sep (SURABAYAPOST ONLINE)

Read more...

Rabu, September 15, 2010

Lapter Bawean Mangkrak Lagi



Selasa, 14 September 2010
GRESIK - Pembebasan lahan untuk pembangunan lapangan terbang (lapter) Bawean di Desa Tanjungori Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik kembali terkendala harga. Sebanyak 22 pemilik lahan bersikeras meminta harga Rp100 ribu per meter perseginya, sementara pemkab setempat menawar dengan harga Rp60 ribu per meter persegi.

"Harga yang diberikan oleh pemerintah terlalu murah Rp 60 ribu per meter persegi, kami tetap bertahan dengan Rp 100 ribu. Ini harga mati tidak bisa ditawar-tawar lagi," kata Halim Malasi, salah satu pemilik lahan saat menggelar pertemuan dengan sejumlah anggota dewan wakil Bawean di Madrasah Pajinggahan Desa Tanjungori, Senin (13/9) malam.

Menurut dia, harga Rp 100 ribu itu hanya harga tanahnya, tidak termasuk termasuk harga tanaman di dalamnya. “Untuk harga tanamannya, tergantung jenis,” terangnya.

Lebih lanjut Halim berujar, kalau pemerintah keberatan dengan harga Rp100 ribu, bisa diganti dengan cara tukar guling lahan milik pemerintah. “Tetapi dengan catatan, tanah yang diberikan kepada warga letaknya harus strategis, di depan lapangan terbang," tandasnya.

Akhwan, salah satu anggota DPRD Kabupaten Gresik asal Bawean menjelaskan, tahun 2009, anggaran Rp 300 juta untuk pembangunan lapter Bawean tidak terserap karena pemilik lahan menolak harga tanah yang ditetapkan pemerintah. Akibatnya, pada APBD tahun 2010, pemkab tidak lagi mengalokasikan anggaran untuk lapter Bawean. "Namun, sebentar lagi kita akan membahas RAPBD PAK. Bila ada kesepakatan harga antara pemerintah dengan warga, nanti bisa kita diusulkan bersama-sama," jelasnya.

Anggota DPRD Gresik asal Bawean lainnya, Muhajir menilai berlarut-larutnya masalah pembebasan lahan ini dikarenakan muncul banyak versi atau opini yang berkembang di masyarakat terkait kesepakatan sehingga pemilik lahan merasa bingung. Dia berharap permasalahan ini bisa cepat diselesaikan sebab lapter sangat dibutuhkan oleh warga Bawean untuk peningkatan taraf perekonomian masyarakat setempat.

Proyek lapter Bawean berkali-kali tersendat. Selain terganjal pembebasan lahan, proyek yang dimulai tahun 2006 lalu itu juga mangkrak karena kasus korupsi yang melibatkan sejumlah oknum dari pemerintah kabupaten, dan saat ini kasusnya tengah disidangkan di Pengadilan Negeri setempat.

Kendala pembebasan lahan muncul lantaran belum ada kesepakatan harga antara Pemkab Gresik dengan warga pemilik lahan. Rencananya lahan seluas 4 hektare yang belum bisa dibebaskan tersebut bakal dibangun runway pesawat.

Sebelumnya sempat menjadi pertimbangan pemerintah, apabila tidak tercapai kesepakatan, maka runway pesawat bakal digeser dengan mereklamasi laut. Dengan begitu runway yang dibangun nantinya bakal menjorok ke laut, mirip dengan runway Bandara Internasional Ngurah Rai Bali.

Pembangunan lapter itu menggunakan dana patungan, Pemerintah Pusat, Provinsi Jatim, dan Pemkab Gresik. Pemkab Gresik harus menyediakan lahan sekitar 60 hektare, sementara Pemerintah Pusat dan Pemprov Jatim membangun fasilitas pendukungnya.

Pemkab Gresik sendiri pernah mentargetkan lapter Bawean harus rampung tahun 2007. Namun, tidak terwujud. Kemudian ditargetkan tuntas 2009, namun lagi-lagi gagal hingga tahun 2010 ini. sep (SURABAYAPOST ONLINE)

Read more...

Senin, September 13, 2010

Bumi Terbentuk dari Ledakan Bintang



INILAH.COM, Jakarta - Sebuah meteorit yang mendarat di bumi hampir 150 tahun lalu ditemukan mengandung pecahan mikroskopis bintang yang meledak, saat sistem tata surya kita lahir.

Komposisi kimia dari meteorit Orgueil yang melanda Prancis pada 1864 menunjukkan bahwa bintang di dekatnya meledak sebagai supernova sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, tepat ketika planet-planet dari matahari terbentuk.

Penelitian ini bisa memecahkan misteri mengapa tingkat elemen logam, krom, bervariasi dari satu planet dan meteorit dengan yang lainnya.

Studi meteorit yang tertanam dalan butir dikenal sebagai Chondrite, dipimpin oleh peneliti Universitas Chicago Nicolas Dauphas.

Temuan ini secara rinci dilaporkan di edisi Journal Astrophysical 10 September.

Sebelumnya, para ilmuwan percaya bahwa kromium 54, yang merupakan isotop dari elemen, beserta unsur kimia lainnya merata di seluruh awan gas dan debu dari sistem tata surya kita yang runtuh.

"Ini adalah sangat bercampur, tapi sepertinya beberapa bahan sampai di sana dan tidak sepenuhnya homogen, dan itu hasil yang cukup menarik," kata Bradley Meyer, seorang profesor astronomi dan astrofisika di Clemson University yang tidak bekerja pada penelitian itu.

Selama empat dekade, para ilmuwan berhipotesis ledakan supernova terjadi sekitar 4,5 miliar tahun lalu yang mungkin memicu kelahiran matahari.

"Tampaknya setidaknya satu bintang besar memberikan kontribusi material terhadap tata surya kita sebelum kelahirannya," kata Meyer dalam sebuah pernyataan.[ito]

Read more...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP