Sabtu, Oktober 10, 2009

Penanganan Pengungsi Belum Maksimal



Saturday, 10 October 2009
BANTUAN MAKANAN Korban gempa di Desa Simaruak,Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam, Sumatera Barat yang wilayahnya terisolasi berhamburan menyambut datangnya bantuan makanan yang diangkut helikopter Mi-17 milik TNI. Personil TNI mengintensifkan pengiriman bantuan lewat udara.


AGAM(SI) – Kondisi ratusan pengungsi korban gempa di Kecamatan Malalak,Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) hingga hari kesembilan pascagempa masih memprihatinkan.

Walau sudah mendapat bantuan makanan, mereka masih mengungsi di tenda-tenda darurat yang mereka bangun di depan rumah. Hingga tadi malam, aliran listrik di permukiman yang terletak di kawasan pegunungan seperti di Desa Malalak Selatan,Malalak Barat, dan Malalak Timur masih terputus. Korban yang berada di Dusun Siniair,Desa Malalak Selatan, misalnya, terpaksa menggunakan lampu obor. Warga pun memilih tidur di luar rumah karena masih trauma dengan gempa.

Beratnya medan menuju permukiman warga di kawasan ini membuat bantuan sulit disalurkan. Satu-satunya cara dengan menggunakan helikopter. Itu pun hanya mampu menjangkau sampai Kantor Kecamatan Malalak. Menurut Camat Malalak, Herman, dua dusun di Desa Malalak Barat hingga kemarin belum bisa dijangkau dengan menggunakan kendaraan roda empat. Bantuan terpaksa diangkut menggunakan sepeda motor dari kantor kecamatan. Adapun satu dusun, yakni Ulu Banda, sudah bisa dijangkau dengan kendaraan roda empat.

”Kebutuhan kita yang penting sekarang adalah tenda, tangki air, minyak tanah,dan minyak goreng,” kata Herman. Sejumlah warga yang ditemui tadi malam mengaku sudah mendapat bantuan untuk kebutuhan makan sehari-hari.Namun mereka berharap agar pemerintah memperbanyak bantuan tenda dan selimut. Di Desa Sungai Batang Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten Agam, tepatnya di tepi Danau Maninjau,1.987 jiwa korban masih mengungsi di sejumlah pos yang dibagi dalam beberapa kelompok.

Pengungsi di desa ini berasal dari sejumlah dusun yang berada di bawah perbukitan di tepi Danau Maninjau. Di pos pengungsian ini,korban makan dari dapur umum yang disediakan warga setempat. Selain karena rumah sudah rusak,mereka belum bersedia kembali ke kampung karena takut longsor kembali terjadi. Sama seperti di Kecamatan Malalak, korban di lokasi ini juga membutuhkan selimut dan pakaian.

Kemarin, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif langsung mengecek penyaluran bantuan dari Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satkorlak PB) Sumatera Barat (Sumbar). Dari pengecekan diketahui, bantuan sudah sampai ke warga. Permasalahan terbesar yang dihadapi saat ini adalah penyaluran bantuan lantaran sulitnya medan akibat longsor. Di Kabupaten Agam, yang berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman, setidaknya terdapat 70 titik longsor.Longsoran bahkan sempat menutupi jalan antara Agam dan Padang Pariaman.

”Kita akan terus memaksimalkan penyaluran bantuan melalui helikopter,” kata Syamsul. Bagi permukiman yang jaringan listriknya belum normal, Syamsul berjanji mengirimkan genset dari Padang. Sementara itu, Departemen Kesehatan (Depkes) melakukan beberapa langkah demi mengantisipasi berjangkitnya penyakit menular terhadap pengungsi korban gempa di Sumatera Barat. Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes Tjandra Yoga Aditama mengatakan, pascabencana alam gempa, biasanya masyarakat yang menjadi korban sangat rentan terhadap berbagai penyakit menular.

Hal ini terjadi karena situasi yang tidak memungkinkan bagi masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu diakibatkan oleh bakteri-bakteri dari jenazah yang belum sempat dievakuasi oleh tim Search and Rescue (SAR). ”Stamina warga yang tidak stabil dengan lingkungan yang berantakan karena reruntuhan bangunan rumahnya akibat gempa juga menjadi peluang untuk terserang berbagai penyakit,” katanya. Untuk itu, lanjutnya,beberapa hari pascagempa,Depkes melakukan berbagai tindakan demi mengantisipasi berjangkitnya berbagai penyakit.

Beberapa langkah yang telah dilakukan adalah dengan melakukan penyemprotan antibakteri di beberapa tempat di lokasi gempa yang dianggap rawan terhadap penyebaran penyakit menular.Termasuk juga penyemprotan di beberapa lokasi pengungsian di Padang Pariaman yang jumlahnya mencapai ratusan orang. Selain itu, Depkes melakukan pencatatan secara intensif atas lokasi-lokasi yang banyak warganya meninggal akibat reruntuhan bangunan seperti di Hotel Ambacang. Di tempat ini juga dilakukan penyemprotan beberapa kali.

”Dengan adanya data yang didapat dari pencatatan tersebut, kita akan lebih mudah mendeteksi jika ada indikasi tersebarnya penyakit menular di suatu titik,” ucapnya. Langkah berikutnya yang dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan di beberapa tempat penampungan air bersih. Vaksinasi juga dilakukan terhadap para relawan yang datang dari beberapa daerah seperti vaksinasi antitetanus. Hingga kemarin, korban tewas dan telah ditemukan akibat gempa 7,6 Skala Richter (SR) di Sumbar tercatat 787 orang.

Data Satkorlak PB Sumbar menyebutkan, korban tewas tersebar di tujuh kabupaten/ kota,yakni Kota Padang 312 jiwa, Kabupaten Padang Pariaman 341 jiwa, Kota Pariaman 37 jiwa, Kabupaten Pesisir Selatan 9 jiwa, Kota Solok 3 jiwa, Kabupaten Agam 80 korban jiwa, dan Kabupaten Pasaman Barat 3 korban jiwa.

Adapun korban luka berat 883 orang dan luka ringan 1.336 orang. Gempa juga mengakibatkan 124.430 unit rumah rusak berat, 61.139 unit rusak sedang, dan 63.997 unit rusak ringan. (rijan irnando purba/ant)

Read more...

Rabu, Oktober 07, 2009

Padang Pariaman Butuh 4.770 Dus Makanan Bayi

Pariaman, (tvOne. Rabu, 07 October 2009 07:51 WIB

Kabupaten Padang Pariaman merupakan daerah terparah di Sumbar yang rusak akibat guncangan gempa berkekuatan 7,6 Skala Richter (SR) pada 30 September 2009, kini membutuhkan sedikitnya 4.770 dus makanan bayi setiap harinya.

"Kita memperkirakan kebutuhan makanan bayi di Padang Pariaman dalam situasi tanggap darurat sebanyak itu. Jumlah tersebut untuk kebutuhan bayi di 17 kecamatan," kata Petugas Penanggung Jawab bidang Layanan Logistik Posko Penanggulangan Bencana (PB) Padang Pariaman, Arena Putri, SE di Pariaman, Rabu.

Menurut dia, kebutuhan akan makanan bayi juga cukup mendesak karena banyak ditanyakan masyarakat, dan diharapkan selama masa tanggap darurat selalu ada bantuan datang dari berbagai pihak maupun pemerintah.

Terkait kebutuhan makanan bayi harus menjadi perhatian juga pascagempa karena mereka membutuhkan asupan gizi untuk pertumbuhan, apalagi saat sekarang orang tuanya tak bisa berusaha maksimal. Makanya, katanya, sangat diharapkan kalau ada berbagai pihak yang ingin menyalurkan bantuan makanan bayi sangat dinantikan supaya kebutuhan setiap hari tersebut bisa tercapai.

Dia merinci kebutuhan makanan bayi perkecamatan, meliputi Kecamatan Batang Gasan sebanyak 213 dus/hari. Kecamatan Sungai Limau 114 dus dan Kecamatan V Koto Kampung Dalam kebutuhan makanan bayi 597 dus/hari. Kemudian Kecamatan IV Koto Amal membutuhkan makanan bayi 111 dus, dan Sungai Geringging membutuhkan 266 dus makanan bayi setiap harinya.

Selanjutnya di Kecamatan V Koto Timur, kebutuhan makan bayi 153 dus dan Kecamatan Patamuan membutuhkan 246 dus serta Kecamatan VII Koto Sungai Sarik membutuhkan 569 dus/harinya. Sementara itu, di Kecamatan 2X11 Enam Lingkungan membutuhkan makanan bayi 840 dus, dan Kecamatan 2X11 Kayu Tanam 115 dus per hari. Kecamatan Sintuk Toboh Gadang membutuhkan makanan bayi 242 dus per hari.

Berikutnya Kecamatan Lubuk Alung membutuhkan makanan bayi 51 dus dan Kecamatan Batang Anai sekiar 230 dus, serta di Kecamatan Nan Sabaris membutuhkan 158 dus/hari. Untuk Kecamatan Ulakan Tapakis membutuhkan sebanyak 48 dus dan Kecamatan Padang Sago membutuhkan 280 dus setiap hari serta Kecamatan Enam Lingkung membutuhkan makanan bayi 330 dus.

Laporan masyarakat korban gempa di sejumlah kecamatan daerah itu, penyaluran bantuan makanan bayi dan susu masih kurang hingga hari ke enam pascagempa.

Padahal, tutur Sapar warga Sungai Geringging, warga yang mempunyai balita sangat membutuhkan makanan bayi, apalagi yang menyusui karena ibunya kurang makan, tentu gizi yang masuk berkurang. Dampaknya, tambah dia, tentu terhadap kondisi kesehatan bayi-bayi yang ada karena malam hari tidur juga ditenda masih tergolong darurat. (Ant)

Read more...

Hari Ini Pemilihan Ketua Umum Golkar



Rabu, 7 Oktober 2009 | 08:49 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
JAKARTA, KOMPAS.com — Musyawarah Nasional VIII Partai Golkar, Rabu (7/10), mengagendakan pemilihan ketua umum periode 2009-2014. Mereka yang sudah mencalonkan diri adalah Aburizal Bakrie, Surya Paloh, Yuddy Chrisnandi, dan Hutomo Mandala Putra akan mendaftarkan diri secara resmi sebagai bakal calon ketua umum.

Menurut jadwal, penjelasan tentang persyaratan dan tata cara pemilihan ketua umum serta pendaftaran dan verifikasi bakal calon ketum akan dilakukan sore nanti. Setelah diverifikasi, mereka yang dinyatakan memenuhi syarat akan ditetapkan sebagai bakal calon ketua umum yang akan maju dalam pemilihan.

Syarat untuk menjadi bakal calon ketua umum:

* Pernah menjadi pengurus DPP Partai Golkar dan/atau sekurang-kurangnya pernah menjadi pengurus DPD Golkar provinsi dan/atau serta pernah menjadi pengurus organisasi pendiri dan yang didirikan selama satu periode penuh dan didukung oleh minimal 30 persen suara
* Aktif terus-menerus menjadi anggota Partai Golkar sekurang-kurangnya 5 tahun dan selama itu tidak pernah menjadi anggota parpol lain.
* Pernah mengikuti pendidikan dan latihan kader
* Memiliki prestasi, dedikasi, disiplin, loyalitas dan tak tercela
* Memiliki kapasitas dan akseptabilitas
* Tidak pernah terlibat G 30 S/PKI
* Bersedia meluangkan waktu dan sanggup bekerjasama secara kolektif dalam Partai Golkar.



Pemilihan bakal calon ketua umum menjadi calon dijadwalkan akan berlangsung pukul 19.30-22.00. Bakal calon yang mengantongi dukungan minimal 30 persen suara akan melaju ke putaran berikutnya untuk pemilihan calon ketua umum. Jika terdapat calon yang mengantongi dukungan 50 persen plus 1, maka secara aklamasi akan terpilih sebagai ketua umum dalam satu putaran.

Sebanyak 538 pemegang hak suara akan menggunakan hak pilihnya melalui pemilihan tertutup.

Read more...

Selasa, Oktober 06, 2009

Tumpak Hatorangan, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi yang Baru

Selasa, 06 Oktober 2009 | 22:35 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Tumpak Hatorangan Panggabean terpilih menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi sementara menggantikan Antasari Azhar berdasarkan putusan mufakat bulat dari empat pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi lainnya.

"Kesepakatan kami semua sudah mufakat bulat bahwa saya yang dipilih sebagai sebagai Ketua sementara," ujar Tumpak Hatorangan Panggabean di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Selasa malam (5/10).

Selain menetapkan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, pimpinan juga akan berkonsolidasi terhadap penentuan posisi masing-masing pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi yang akan memimpin lima bidang. Bidang tersebut yaitu penindakan, pencegahan, pengawasan internal dan pengaduan masyarakat, informasi dan data, serta kesekjenan.

"Namun dalam pemberantasan Korupsi, pimpinan tetap bertanggung jawab terhadap semua bidang. Dan semua harus berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002, harus diambil secara kolektif kolegial," ujar Tumpak.

Tumpak juga menyatakan, untuk kepemimpinan dalam bidang yang strategis, terutama penindakan, dipegang oleh dirinya, Mochamad Jasin dan Mas Achmad Santosa. "Tapi semua harus sesuai Undang-Undang, Nomor 30 Tahun 2002 keputusan harus diambil secara kolektif kolegial," ujar Tumpak.

CHETA NILAWATY

Read more...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP