Kamis, Juli 02, 2009

Menakertrans: Pengiriman TKI Tak Harus Distop Total


Kamis, 02/07/2009 12:14 WIB
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews

Jakarta - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Erman Suparno menilai pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) untuk bekerja di luar negeri tidak harus dihentikan secara keseluruhan. Sebab, setiap warga negara punya hak untuk bekerja di luar negeri.

"Ketika semua harus dihentikan, itu saya terus terang saja bahwa warga negara kita punya hak, ada hak warga negara yang mau bekerja di luar negeri," kata Erman Suparno di kantor Depnakertrans, Jl. Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (2/7/2009).

Menurut Erman, berbagai kekerasan yang terjadi terhadap para TKI, terutama perempuan tidak harus ditanggapi secara emosional.

"Kasus memang harus kita respon dan kita menuntut atas kasus itu," ujar dia.

Lebih lanjut, Erman mengimbau kepada masyarakat yang akan bekerja di luar negeri agar menjalankan prosedur ketenagakerjaan.

"Boleh bekerja di luar negeri tapi tolong disiplin. Jangan main ilegal karena di sana berat. Undang-undangnya beda, masyarakat beda, dan jangan gampang tergiur," paparnya.

Erman juga membantah bahwa opini masyakat yang berkembang tentang tidak adanya lapangan kerja yang tersedia di dalam negeri.

"Setiap Job Fair tiap 3 bulan diadakan di dalam negeri masih ada lowongan 70% tidak terisi. Jangan ngomong tidak ada pekerjaan di dalam negeri," cetus Erman.

Oleh karenanya, Erman mengimbau agar pendidikan masyarakat difokuskan pada keterampilan dan pengolahan sumber daya alam dalam negeri.

"Yang masalah cuma pada TKI kita. Kalau profesional yang bekerja di luar negeri kan tidak ada masalah," pungkasnya.

(fiq/aan)

Read more...

TKI di Malaysia Tewas Terjatuh dari Lantai 12

Rabu, 1 Juli 2009
Posts by: Sugeng Wibowo
MADIUN | SURYA Online - Lukman Fathony (26), tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Desa Mojorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur (Jatim), tewas setelah terjatuh dari lantai 12 proyek bangunan di Johor, Malaysia, Senin (29/6). Saat ini pihak keluarga kini masih menunggu kedatangan jenasah Lukman.

Abdus Syukur (61), ayah korban, Rabu (1/7), mengatakan, dirinya mengetahui anaknya meninggal setelah ditelepon temannya yang bernama Robert.

“Katanya anak saya jatuh dari lantai 12 proyek bangunan. Namun mengapa dia bisa sampai terjatuh belum jelas,” katanya.

Lukman yang hanya lulusan sekolah dasar itu sudah bekerja di Malaysia sejak satu tahun yang lalu. Keberangkatannya ke Malaysia merupakan keberangkatan kedua kalinya. Sebelumnya, dia juga pernah bekerja di perkebunan kelapa sawit di Malaysia selama dua tahun.

“Setelah dua tahun itu, dia pulang, libur satu bulan lalu berangkat lagi. Dia bilang di Madiun sulit cari pekerjaan, kalau di sana mendapatkan pekerjaan mudah, apalagi ibunya juga bekerja sebagai TKI di Arab Saudi sejak tiga tahun yang lalu. Karena itu, dia memilih bekerja di luar Indonesia lagi,” cerita Abdus.

Keberangkatannya ke Malaysia melalui Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTJI) PT Jati Surabaya. Informasi yang didapat Abdus, sisa gaji dan uang santunan dari perusahaan sebesar 6.500 ringgit atau senilai sekitar Rp 18 juta akan diberikan pada Abdus. Namun sampai kemarin uang ini belum diterimanya.

Berdasarkan catatan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Madiun, peristiwa meninggalnya TKI asal Kabupaten Madiun ini merupakan peristiwa keempat tahun 2009 ini. Tiga TKI Lainnya meninggal karena sakit. antonius ponco a/kcm

Read more...

Rabu, Juli 01, 2009

Puluhan TKI Ilegal Dicambuki Dulu Sebelum Diusir Pemerintah Malaysia



Rabu, 1 Juli 2009 06:14 WIB
(ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)
Tanjungpinang (ANTARA News) - Sebanyak 35 orang tenaga kerja Indonesia (TKI) dari 152 orang yang diusir Pemerintah Malaysia melalui Pelabuhan Sri Bintan Pura Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau mengaku dicambuk sebelum diusir Selasa malam.

"Kami dicambuk rata-rata dua kali dan dipenjarakan dua bulan," ujar salah seorang TKI ilegal Sayudi asal Jember Jawa Timur.

Selain Sayudi di antara TKI ilegal yang ikut dicambuk dua kali adalah Hosman asal Madura, Saleh asal Probolinggo, Rohadi asal Jawa, Makruf asal Jawa, Radit asal Madura, dan Musliadi asal Aceh yang dicambuk sebanyak tiga kali dan penjara empat bulan, serta puluhan lainnya yang mendapat perlakuan sama.

"Sampai saat ini bekas luka dipantat saya belum kering," ujar Saleh sambil menengok celananya yang masih banyak bercak darah dan nanah.

"Kami diperlakukan seperti binatang, salah sedikit kami dipukul dan dicambuk," kata saleh.

Diantara TKI yang dicambuk tersebut tampak beberapa orang yang masih meringis kesakitan akibat bekas luka yang masih belum kering dan ada yang sengaja membalutnya dengan kain sarung agar tidak bergesekan dengan celana saat berjalan.

Mereka mengatakan hingga saat ini masih banyak rekan-rekannya yang mendapatkan perlakuan tidak manusiawi di penjara Malaysia.

"Sekarang yang di penjara masih banyak dan mereka diperlakukan tidak manusiawi oleh petugas penjara Malaysia," kata Musliadi.

Selain 152 TKI ilegal yang terdiri dari 119 laki-laki dan 33 perempuan ini juga terdapat 8 orang bayi.

Kepala Lintas Batas Imigrasi Kota Tanjungpinang Ispaisyah mengatakan 152 orang TKI dan 8 orang bayi tersebut akan ditempatkan di penampungan TKI bermasalah Kota Tanjungpinang sebelum dipulangkan ke daerah asal mereka masing-masing.(*)

Read more...

Senin, Juni 29, 2009

SMS Jelangkung Gegerkan Kediri

Senin, 29 Juni 2009 | 07:36 WIB

KEDIRI, KOMPAS.com — Pesan singkat (SMS) misterius kembali menggemparkan Kediri. Setelah sebelumnya seorang pelajar SMK asal Desa Klampitan, Purwoasri, Kabupaten Kediri, Nurhuda, bunuh diri seusai menerima SMS misterius dari sang pacar, kini giliran sejumlah mahasiswa di Kediri mendapat SMS misterius, SMS jelangkung.

Meski tidak sampai menelan korban, SMS jelangkung ini membuat gempar para mahasiswa. SMS berisi bacaan mantra singkat jelangkung itu diterima sejumlah mahasiswa Universitas Terbuka di Kediri, Sabtu (27/6).

Sejumlah mahasiswa mengaku merasakan nuansa mistis setelah menerima pesan singkat melalui ponsel tersebut. Sebagian mahasiswa bahkan mengatakan gagal membaca utuh SMS tersebut karena ponsel tiba-tiba mati begitu penerima membuka SMS-nya.

Isi SMS itu terdiri atas beberapa kalimat. Namun, yang terbaca hanya dua kalimat, “Jaelangkung jaelanset …123 mati hapemu..." Namun, saat bacaan SMS diarahkan ke bawah, isi SMS berubah menjadi gambar kotak-kotak kecil hingga memenuhi kapasitas karakter huruf dalam setiap ponsel.

"Saya penasaran begitu mendapat SMS berisi mantra jelangkung. Namun, setelah membaca … '123 mati hapemu', saat itu juga HP saya mati. Tidak tahu pengirimnya siapa karena sebelum membaca utuh, HP sudah mati,” ujar Mashuri, mahasiswa semester II Jurusan Pendidikan Olahraga.

Mahasiswa asal Mojo ini mendapat SMS saat dia tiba di kampusnya di Jalan Pamenang. Karena penasaran, Mashuri lantas memberitahukan SMS itu kepada rekan sekampusnya. Ternyata tidak hanya dirinya yang mendapat SMS itu. Isi SMS yang sama juga diterima mahasiswa lainnya. Namun, saat hendak dibuka, ponsel keburu mati. Atau kalau tidak, saat hendak dibaca utuh, tiba-tiba ponsel me-restart sendiri.

Anehnya, SMS tersebut tidak bisa dihapus. Hal ini membuat peristiwa tersebut makin mengherankan.

“Saya sempat takut saat membaca di koran Surya, sebelum ini, ada pelajar bunuh diri setelah menerima SMS misterius. Begitu ada SMS jelangkung masuk ke HP saya, HP saya mati. Mau saya hapus, tapi tidak bisa,” kata Puji Lestari, mahasiswi Jurusan Bahasa Indonesia di kampus yang sama.

Para mahasiswa yang terdiri atas para guru GTT dan guru PNS ini rata-rata menerima SMS saat kuliah. Kebetulan saat itu, mereka sedang mengerjakan ujian akhir semester genap tahun ini. Berkali-kali ada nada SMS masuk, tapi karena ujian, dibiarkan tidak dibuka.

Begitu istirahat, mereka membuka SMS. Ternyata berisi SMS jelangkung. Namun, begitu dibuka, ponsel langsung mati. “Kalau membaca tampilan di layar, belum mati, tapi saat didetailkan ke bawah, HP mati,” tutur Hendro, mahasiswa asal Pare.

Para mahasiswa ini penasaran dan mengirim ulang kepada teman-temannya. Namun, kasusnya sama. Begitu isi SMS dibuka, ponsel mati. Harapan bisa mengetahui isi SMS jelangkung lebih detail sebenarnya bisa dilakukan oleh pemilik ponsel tipe tertentu yang lebih canggih. Namun, mereka kembali penasaran karena setiap membuka detail SMS itu yang muncul simbol berupa kotak-kotak kecil.

Flash SMS

Akim, alumnus teknik informatika di Malang, mengatakan, SMS itu merupakan ulah tangan jahil. Hanya yang aneh, SMS ini menyerang hingga membuat ponsel mati pada ponsel yang tak ada fasilitas GPRS-nya. “Boleh dikata, SMS jelangkung itu semacam virus. Si pengirim melengkapi kode-kode tertentu sehingga bisa membuat HP mati pada tipe-tipe HP tertentu,” kata Akim.

Sementara itu, Herry Setiadi Wibowo, pengamat komunikasi, mengatakan, SMS yang dianggap berisi mantra tersebut merupakan Flash SMS atau SMS Class 0. “Itu salah satu varian SMS saja dan sudah ada sejak lama, mulai sekitar 2001,” kata Herry Setiadi Wibowo ketika dihubungi Surya, Sabtu.

Sebelumnya, Flash SMS juga sudah pernah masuk ke ponsel Siemens tipe tertentu. Kejadiannya juga sama, begitu SMS masuk dan dibuka, ponsel langsung mati. Flash SMS memang tidak seperti SMS normal yang diketahui orang saat ini.

Biasanya SMS diterima dan disimpan di kartu SIM atau memori ponsel, baru pengguna diingatkan dengan suara tanda SMS masuk. Nah, Flash SMS adalah pesan teks yang masuk tanpa membuka inbox terlebih dulu untuk membacanya. Secara bersamaan isinya bisa langsung dibaca di layar ponsel saat Flash SMS masuk.

Mengapa bisa mati? Sebab, beberapa jenis ponsel tidak compatible (sesuai) untuk menerima Flash SMS. Firmware programming ponselnya kurang sempurna. Jadi, begitu dibuka harus restart.

“Kejadian ini tidak menakutkan. Kebetulan saja ada tulisan 'Jaelangkung jaelangset ... 123 mati hapemu', orang jadi takut saat membacanya. Kalau sudah menerima Flash SMS, lalu ponsel mati, tidak usah khawatir. Caranya, keluarkan kartu SIM dan pasang di ponsel lain. Lalu, hapus Flash SMS tersebut. Setelah itu, kembalikan lagi kartu SIM pada ponsel Anda sendiri,” katanya.

Secara terpisah, pakar telematika Roy Suryo saat dihubungi pada Sabtu mengatakan, kecil kemungkinan penyebab matinya ponsel tersebut karena virus. Sampai sekarang, kata Roy, belum ada virus yang bisa menyerang lewat SMS.

Roy mengatakan, peristiwa tersebut lebih pada sugesti masyarakat yang dikaitkan dengan persoalan teknis. Bisa jadi, penerima SMS itu secara psikologis ketakutan, seolah-olah ponselnya mati karena munculnya pesan singkat itu.

Padahal, bisa jadi, ketika mereka mendapatkan telepon atau pesan singkat seperti itu, tanpa sadar langsung menekan tombol off (nonaktif) di ponselnya. “Saya melihat lebih banyak sugestinya, bukan virus yang mematikan itu,” tutur Roy. (k2/ida/iks)

Read more...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP