Jumat, Agustus 27, 2010

Tiga Satwa KBS Diduga Dibunuh

Friday, 27 August 2010
SURABAYA(SINDO) – Indikasi adanya unsur kesengajaan dalam kematian satwa koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS) yang terjadi beruntun itu menguat.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim dan Tim Manajemen Sementara KBS menduga, tiga dari tujuh satwa yang mati beruntun dinilai tak wajar. Ketiganya adalah anak babi rusa, kanguru, dan rusa bawean. Unsur mencurigakan itu adalah kesimpulan dari investigasi Tim Penyelidik Gabungan yang dibentuk oleh BKSDA Jatim dan Tim Manajemen Sementara KBS. ”Kami masih akan terus menyelidiki penyebab kematian satwa di sini (KBS),”tutur Ketua Tim Manajemen Sementara Toni Sumampau kemarin. MenurutToni,tiga temuan mencurigakan itu pasti dikaji serius.

Tim menilai unsur kesengajaannya sangat kuat misalnya kematian anak babi rusa. Hewan mamalia anakan ini mati ketika bermainmain di kandang babi dewasa.Anak babi ini diduga kuat dibunuh rusa dewasa. Satwa tersebut disinyalir sengaja dilepas ke kandang babi dewasa karena tak mungkin dia bisa masuk sendiri ke situUntuk kasus kanguru,tim menduga pegawai KBS membiarkan hewan itu stres berkepanjangan.Akibat mendapat tekanan terus menerus yang berkepanjangan, akhirnya terjadi pendarahan di dalam kepalanya. Darah terus mengucur dari hidung satwa khas Australia tersebut hingga akhirnya mati. Sementara kematian rusa bawean dinilai janggal karena mati mendadak ketika sedang menyusui.

Penyebabnya pun tak jelas. “Kondisi ini yang mencurigakan. Banyak kejanggalan yang harus segera diungkap,”ujarnya. Tim penyelidik ini memprediksi pula kasus kematian satwa-satwa KBS ini masih akan terus berlangsung. Apalagi jika mengingat proses perawatannya tidak sesuai standar operasional prosedur (SOP). Agar hewan-hewan yang terancam kematian itu tidak semakin parah, kata Toni, timnya menerapkan aturan baru yang berlaku di sekitar kandang satwa. Jika belum ada perawat datang, pegawai KBS dilarang masuk ke dalamnya.“Kami mencoba memberikan yang terbaik untuk KBS,”urainya.

Kepala BKSDA Jatim Achmad Saerodji menyatakan, tiga satwa itu mati tanpa melewati proses medis. Itu menunjukkan ada yang tidak beres dalam prosesnya.“Kasus ini masih terus kami perdalam.Kami yakin ada yang tidak beres,” tegasnya. Saerodji menuturkan,Tim Penyelidik menemukan unsur mencurigakan setelah melakukan investigasi. Guna membuktikan dugaan tersebut, rencananya tim akan mereka ulang proses ke-matian hewan-hewan itu.Tim juga terus memeriksa pihak-pihak yang ada hubungannya dengan satwa seperti pegawai,perawat,dan dokter. Setelah semua selesai, lanjut Saerodji, tim akan membeberkannya kepada khalayak.

Dari situ akan diketahui tentang kematian beruntun itu karena murni kelalaian atau memang disengaja. Hasil penelusuran Tim Penyelidik ini juga akan diserahkan kepada polisi agar ditindaklanjuti.“Mungkin dalam 2–3 hari hasilnya bisa diketahui,” janjinya. Analisa Tim Penyelidik itu diperkuat oleh pernyataan dokter KBS,dr Ermanu Umbi.Sesuai hasil uji laboratorium, kata Ermanu, babi rusa anakan yang mati di saat usianya baru lima hari itu karena dimakan babi jantan dewasa.“Menurut kajian kami,tidak ada penyakit,” katanya.

Untuk satwa lain yang juga ikut mengisi daftar kematian beruntun satwa KBS pada bulan ini seperti singa dan harimau sumatera, penyebabnya dinilai wajar. Sesuai hasil penelitian tim dokter,mereka mati karena faktor usia tua.“Singa,misalnya,sudah 10 tahun. Umur itu (untuk singa) sudah tidak lagi muda,”tandasnya. (arief ardliyanto)

0 ulasan:

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP