Minggu, Oktober 03, 2010

Angin Kencang Hingga Desember, Madura-Bawean Waspada

Minggu, 3 Oktober 2010
SURABAYAPOST-ONLINE
Pamekasan-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Maritim Perak II Surabaya memperkirakan angin kencang di sekitar Selat Madura akan terus terjadi hingga Desember 2010. Bila di Jembatan Suramadu disarankan menerapkan sistem buka-tutup, di penyeberangan laut dihimbau menunda keberangkatan.Kondisi serupa terjadi di Bawean, kapal memilih kembali ke Gresik karena gelombang tinggi.

"Gejala umumnya di lapangan, jika awannya telah menggumpal, maka pada saat itu kecepatan angin juga semakin tinggi dan perlu diwaspadai," kata prakirawan BMKG Stasiun Maritim Perak II Surabaya, Sinta Andayani, Sabtu (2/10). Dia mengatakan angin kencang yang terjadi di wilayah Selat Madura dan sekitarnya disebabkan oleh adanya awan hujan yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya kecepatan pergerakan angin.

Ia menjelaskan pengaruh angin Lalena selama musim kemarau dan telah menyebabkan terjadinya "kemarau basah" juga menjadi salah satu penyebab terjadinya angin kencang. "Pengaruh Lalena sampai sekarang masih kuat," katanya.

Ia mengemukakan akibat dari fenomena angin Lalena yang terjadi selama ini diperkirakan juga bisa menyebabkan intensitas hujan sewaktu-waktu bisa turun di atas normal. "Kondisi ini juga perlu diwaspadai," katanya.

Menurut Sinta Andiri, kecepatan angin untuk wilayah Jawa Timur rata-rata sekitar 30 knot atau sekitar 50 kilometer per jam dengan ketinggian gelombang air laut antara 0,5 meter hingga 1,3 meter. "Kalau tinggi gelombang air laut sebenarnya tidak terlalu berbahaya, namun angin kencang yang datang sewaktu-waktu akibat gumpalan awan hujan itu yang perlu diwaspadai," katanya.

Cuaca di Jawa Timur untuk tiga hari ke depan diperkirakan berawan dan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang."Perkiraan hujan diprakirakan bisa terjadi pada siang, sore, malam dan dini hari," kata Prakirawan BMKG Maritim Perak II Surabaya itu.

Siang kemarin, PT Jasa Marga menutup jembatan Suramadu, untuk kendaraan sepeda motor dan mobil. Tapi sekitar pukul 15.00 jembatan mulai dibuka kembali karena angin mulai normal. "Kini, arus lalu lintas di pintu masuk atau tolgate jembatan Suramadu kembali lancar. Tidak ada antrian panjang baik kendaraan roda dua maupun roda empat," kata Kepala Gerbang Tol Jembatan Suramadu, Suharyono, Sabtu sore.

Suharyono menjelaskan, penutupan jembatan Suramadu tersebut hanya berlangsung selama 20 menit dan itu dilakukan demi keselamatan para pengguna jembatan Suramadu sendiri.

"Jika tidak segera ditutup saat angin kencang, pihaknya khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan bersama," katanya.

Kencangnya angin juga mengakibatkan Kapal Gresik-Bawean, KMP Express Bahari (EB) 8B, Sabtu siang gagal menyeberang. Nakhoda kapal terpaksa memutar kembali kapal menuju Pelabuhan Gresik karena cuaca mendadak buruk, gelombang laut meninggi disertai angin kencang.

“Kapal berangkat pukul 09.00 tepat dari Pelabuhan Gresik, sebelum berangkat, kondisi cuaca normal. Hingga setengah jam pertama perjalanan juga lancar. Tapi, cuaca mulai berubah ketika kami sampai di Pulau Karangjamuang, 12 mil dari Pelabuhan Gresik. Ketinggian gelombang naik menjadi satu meter,” kata Yos Pinuda, nahkoda EB 8B.

Saat itu perjalanan tetap berlanjut, tambah dia, tapi kemudian mendekati buih satu (rambu-rambu) atau 16 milidari Pelabuhan Gresik tiba-tiba datang angin kencang. “Muncul gelombang berwarna putih dengan ketinggian dua hingga tiga meter. Penumpang panik, barang-barang berjatuhan, sehingga perjalanan tidak mungkin dilanjutkan,” tandasnya.

Menurut Yos Pinuda, membatalkan penyeberangan dengan kembali ke Pelabuhan Gresik adalah langkah penyelamatan terbaik. Jika perjalanan diteruskan, kapal yang dinakhodai bisa tenggelam dihantam ombak.

Suwabadi, salah satu penumpang menceritakan, kondisi di dalam kapal sangat mengerikan. “Setelah satu jam perjalanan, kapal goyang ke kiri dan ke kanan, penumpang wanita banyak yang histeris, menangis, dan berteriak meminta kembali meskipun sudah sepertiga perjalanan,” kata dosen Universitas Gresik (Ungres).

Mereka resah, tambah dia, jika perjalanan diteruskan, kapal yang berbahan fiber dikhawatirkan pecah dihantam ombak dan tenggelam. “Sebab semakin ke tengah, ombak tambah tinggi,” jelasnya.

Penumpang lain, Hamiliah, warga Desa Suwari Kecamatan Sangkapura (Bawean) mengaku syok meskipun kapal telah menepi. “Saya takut, saya ga bisa berkata apa-apa saat ini,” katanya sambil terus menangis.

Karena diprediksi kondisi ini akan berlangsung hingga 8 Oktober mendatang, sejumlah penumpang meminta pemerintah kabupaten Gresik menyediakan kapal lebih besar, yang bisa menerobos gelombang lebih dari tiga meter. “Saya di Indonesia cuma punya waktu seminggu, saya harap pemerintah menyediakan kapal lebih besar sehingga transportasi menuju Bawean tidak terganggu,” kata Munifah binti Muhsin, penumpang dari Malaysia.

Wanita yang telah tinggal di negeri jiran mulai 1979 ini mengaku ke Bawean untuk menjemput ibunya yang tinggal sendirian dan akan dibawa ke Malaysia. “Saya harap ada solusi dari pemerintah, waktu saya mepet di sini. Saya ingin menjeput ibu saya untuk saya ajak tinggal di Malaysia. Dia sudah tua, tidak mempunyai keluarga lagi di Bawean. Jika penyeberangan ditutup hingga tanggal delapan nanti, saya tidak mengetahui harus berbuat apa,” katanya dengan logat Melayu.

Saat EB 8B “balik kucing,” ada 330 penumpang dari 344 kapasitas kapasitas kapal itu. Tiket semuanya diganti-rugi oleh manajemen EB 8B. “Tiket kami dikembalikan 100% persen. Untuk keberangkatan selanjutnya menunggu kondisi aman dan rekomendasi dari Administrtur Pelabuhan (Adpel) Gresik,” kata Barata, salah satu marketing EB 8B.

Di Bawean sendiri, cuaca pada Sabtu kemarin lebih buruk ketimbang di Gresik daratan. “Mulai jam 03.00 listrik padam, hujan disertai angin kencang. Gelombang di pantai Bawean juga sangat tinggi,” kata Badar, salah satu warga Sangkapura saat dihubungi via telepon.ant,sep

0 ulasan:

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP