Rabu, Agustus 05, 2009

Ahmadinejad Dilantik Hari ini



Rabu, 5 Agustus 2009
Jakarta (ANTARA News/Reuters) - Presiden Iran terpilih Mahmoud Ahmadinejad akan diambil sumpahnya sebagai presiden negara itu, Rabu ini, menyusul keterpilihanya kembali yang disengketan telah mengekspos perpecahan yang dalam pada kepaduan kaum ulama.

Ditengah cedera politik yang akut, Ahmadinejad akan diambil sumpahnya di depan parlemen dan kemudian memiliki waktu dua pekan untuk menyusun kabinet pemerintahannya agar bisa disetujui oleh DPR yang didominasi kelompok konservatif.

Laman-laman milik kelompok oposisi menyatakan para pendukung musuh utama Ahmadinejad, Mirhossein Mousavi, berencana berkumpul di depan gedung parlemen untuk memprotes upacara penobatan Ahmadinejad itu.

Pemilu yang disebut oleh tokoh-tokoh kelompok moderat telah dirancang untuk dimenangkan kembali oleh Ahmadinejad, menyulut kekerasan terburuk sejak Revolusi Islam 1979. Pihak berwenang mengatakan pemilu kali ini adalah pemilu paling sehat sejak era revolusi.

Presiden AS Barack Obama dan para pemimpin Prancis, Inggris, Italia dan Jerman, semuanya telah menyatakan tidak akan menyelamati Ahmadinejad atas keterpilihannya lagi itu.

Namun saat ditanya apakah Obama mengakui Ahmadinejad sebagai Presiden Iran, Juru Bicara Robert Gibbs berkata, "Dia pemimpin terpilih (pemenang pemilu)."

Mousavi dan sejawat moderatnya yang juga kalah Mehdi Karoubi, menolak pemerintahan baru dengan menyebutnya tidak sah sekaligus mengabaikan tokoh paling berkuasa di Iran, Pemimpin Spiritual Ayatollah Ali Khamenei, yang mengakui hasil pemilu dan mendukung Ahmadinejad.

Pada satu acara Senin, Khamenei menggambarkan Ahmadinejad sebagai seorang pemberani, pekerja keras dan bijaksana.

Para pemimpin kelompok moderat, termasuk mantan presiden Mohammad Khatami dan Akbar Hashemi Rafsanjani, tidak hadir dalam acara Senin itu, sedangkan ratusan pendukung Mousavi berkumpul di beberapa lapangan terbuka di
Teheran, namun kemudian dibubarkan oleh polisi anti huru hara.

Kacau balau

Setidakanya 20 orang terbunuh sejak Pemilu 12 Juni dan ratusan orang ditahan.

Dalam satu peradilan massal, Sabtu, sekitar 100 orang reformis, termasuk sejumlah tokoh terkemuka, menghadapi dakwaan, diantaranya bertindak mengancam keamanan nasional dengan menghasut kerusuhan pasca Pemilu.

Sesi peradilan berikutnjya yang disebut sebagai "peradilan unjuk kekuatan" oleh Khatami dan Mousavi, akan diseleggarakan Kamis ini.

Ahmadinejad juga tengah berada dalam tekanan dari sekutu-sekutu garis kerasnya mengenai pemilihan Esfandiar Rahim-Mashaie sebagai wakil presidennya. Dia mengacuhkan tekanan itu selama seminggu sebelum kemudian mematuhi perintah Pemimpin Spiritual Khameni untuk menanggalkan Mashaie.

Percekcokan dalam soal pemilihan Mashaie ini tampaknya akan berkomplikasi pada pilihan presiden dalam penyusunan kabinet baru yang akan diajukan ke parlemen yang kemungkinan akan ditolak jika dia mengajukan orang-orang lingkaran dalamnya saja.

Hubungan diplomatik Teheran dengan seluruh dunia ditentukan oleh figur paling berkuasa di negeri itu, Pemimpin Spiritual dan Penguasa Tertinggi Khamenei.

Iran menuduh Barat, khususnya Amerika Serikat dan Inggris, telah menghasut kekerasan pasca pemilu di negara itu untuk menggulingkan kekuasaan mullah.

Tidak adanya perubahan dalam kebijakan luar negeri berarti tidak ada peluang untuk mendekatnya Iran dengan Barat mengenai masalah program nuklir negara itu, yang dituduh AS dan sekutunya di Eropa sebagai pemula untuk menciptakan senjata nuklir, sesuatu yang dibantah oleh Iran. (*)

0 ulasan:

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP